Sejumlah perusahaan tambang batubara telah mempersiapkan kiat untuk mencapai obyek mengolah yang pada mulanya telah direvisi jadi lebih tinggi di tahun ini.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan tersedia sekitar 100 perusahaan batubara, terdiri dari perusahaan pemegang kontrak Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK OP) telah mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk memacu kenaikan produksi.
Revisi RKAB ini ditunaikan lantaran pemerintah menambah kuota mengolah sebesar 75 juta ton terhadap April 2021 untuk ekspor.
Alhasil, bersama dengan terdapatnya revisi RKAB ini, maka keseluruhan kenaikan mengolah yang dikehendaki bisa mencapai sebesar 625 juta ton dari yang pada mulanya 550 juta ton.
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) telah buka-bukaan tentang obyek mengolah batubara setelah merevisi RKAB 2021. GEMS menargetkan mengolah sebanyak 39,6 juta ton batubara dari obyek RKAB pada awalnya sebesar 33,4 juta ton.
Sekretaris Perusahaan GEMS, Sudin Sudirman mengatakan kapasitas alat yang tersedia sejak awal sebesar 34 juta ton.
“Sehingga menambahkan bersama dengan obyek mengolah dibandingkan pada mulanya hanya sekitar 6%, maka dari itu pemenuhan keperluan alat bisa disesuaikan bersama dengan obyek baru yang ditetapkan,” jelasnya, Senin (2/8).
Seiring bersama dengan kenaikan volume produksi, Sudin berharap bahwa harga komoditas batubara bisa tetap stabil di selama 2021. Pihaknya optimistis bersama dengan pertambahan capaian obyek mengolah bisa mencapai kinerja 2021 melampaui pencapaian 2020.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) termasuk telah mencanangkan peningkatan mengolah batubara di selama tahun ini. Setelah merevisi RKAB 2021, PTBA membidik obyek mengolah sebanyak 30 juta ton dari yang pada mulanya 29,5 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie mengatakan, proyeksi obyek PTBA tahun ini tergoda oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor cuaca bersama dengan turunnya frekuensi curah hujan yang bisa menambah jam kerja.
“Selain itu, Bukit Asam termasuk telah lakukan menambahkan peralatan berdasarkan kesiapan lahan tambang operasional,” jelasnya pas dihubungi terpisah.
Adapun, terhadap semester I 2021, Apollonius mengungkapkan PTBA telah merealisasikan mengolah batubara mencapai 13,27 juta ton. Menurut perhitungan Kontan.co.id, realisasi mengolah PTBA di 6 bulan tahun ini mencapai sekitar 44,23% dari target.
Rekomendasi tempat membeli alat alat berat bertambangan: jual dump truck
PT Harum Energy Tbk (HRUM) termasuk perlihatkan peningkatan obyek mengolah yaitu tumbuh 30% dari perolehan tahun lalu. Sebelum revisi, HRUM membidik perkembangan 25%.
Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara menyampaikan bersama dengan menargetkan mengolah batubara di tahun ini, pihaknya akan perhatikan pencapaian obyek mengolah batubara sekaligus memprioritaskan perolehaan marjin operasi. Upaya ini ditunaikan untuk keseimbangan tingkat mengolah bersama dengan biaya mengolah sehingga terjadi keberlanjutan mengolah dalam jangka panjang.
Di 2021, HRUM menganggarkan US$ 7 juta dari kas internal untuk menambahkan properti penambangan batubara, pembelian alat berat serta prasarana tambang batubara, dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Perusahaan tambang lainnya yang telah perlihatkan prinsip untuk mengerek mengolah setelah merevisi RKAB adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, BUMI mencanangkan mengolah di kisaran 85 juta ton hingga 89 juta ton bersumber dari dua anak usahanya. Perinciannya, dari KPC sebesar 60 juta ton hingga 62 juta ton dan Arutmin sebesar 25 juta ton hingga 27 juta ton.