Nih Dia Badak Bercula Satu (Rhinoceros sondaicus)

Badak bercula satu atau di Indonesia lebih dikenal sebagai Badak Jawa mempunyai nama latin Rhinoceros sondaicus. Rhino berarti hidung dan ceros berarti tanduk, sedang sondaicus diambil alih berasal dari kata Sunda yang merupakan suku dimana hidupnya badak bercula satu ini.

Hewan yang amat perlu pemberian ini berstatus IUCN Critically Endangered, berarti tinggal satu cara lagi menemui kepunahan.

Saat ini saja populasi Badak Jawa hanya tinggal 63 ekor saja dan hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia supaya badak bercula satu ini merupakan ikon yang amat penting bagi Taman Nasional ujung Kulon (TNUK).

Morfologi

Badak Jawa mempunyai beraneka karakteristik morfologi yang lumayan unik. Badak bercula satu yang ada di Ujung Kulon ini relatif lebih kecil dan lebih terang warna kulitnya dibandingkan badak bercula satu yang lainnya. Badak jantan dan badak betina tidak mempunyai perbedaan yang amat mencolok.

Berat biasanya Badak Jawa adalah kira-kira 900 hingga 2.300 kilogram. Hewan ini sanggup hidup di alam bebas hingga usia 35 bahkan sanggup raih usia 40 tahun.

Panjang cula yang dimiliki Badak Jawa tidak lebih berasal dari 20 cm. Gigi yang dimiliki badak bercula satu rhinoceros sondaicus ini lumayan tajam dan panjang.

Organ-organ tertentu Badak Jawa amat bermanfaat sekali di dalam melangsungkan hidupnya. Cula yang dimiliki bermanfaat untuk menumbangkan tumbuhan dan melindungi kepala maupun hidung saat hewan ini menghancurkan vegetasi yang tebal.

Gigi yang dimiliki bermanfaat untuk bertarung bersama dengan badak lain atau hewan lain yang seringkali menimbulkan luka serius yang lumayan dalam. Indera penciuman dan pendengaran Badak Jawa amat baik, tetapi indera penglihatan hewan ini jauh berasal dari kata baik.

Dalam membedakan satu badak bersama dengan badak yang lain, para petugas mengenalinya bersama dengan 6 paramater utama, yakni cula, type kelamin, lipatan mata, gelambir, telinga, dan cacat.Perilaku

Perilaku yang amat dominan berasal dari Badak Jawa adalah tabiat soliternya. Badak jantan maupun badak betina mempunyai tabiat yang soliter, kalau badak betina yang masih mempunyai anak. Perilaku yang kadang terjadi adalah badak yang masih muda hidup berdua atau berkoloni di dalam satu grup kecil di dalam saat yang singkat. Saat dewasa, era kawinlah yang sebabkan terjadinya hubungan antara badak betina dewasa dan badak jantan dewasa biarpun perihal ini tidak terjadi lama.

Teritorial yang dicakup oleh seekor Badak Jawa sangatlah luas. Badak jantan sanggup menguasai teritorial sebesar 12 – 20 km2 dan badak betina sanggup menguasai teritorial 3 – 14 km2. Berbeda bersama dengan badak jantan yang saling bertarung untuk menguasai teritorial, badak betina cenderung sanggup berada di teritorial manapun tanpa harus ada pertarungan yang berarti di antara spesiesnya. Badak jantan umumnya menandai teritorialnya bersama dengan urin, feses, goresan, atau pelintiran pohon muda.

Badak Jawa amat jarang berkomunikasi secara vokal, berlainan sekali bersama dengan Badak Sumatera. Komunikasi tidak langsunglah cara mereka di dalam berkomunikasi, kotoran, urin, dan isyarat garutan merupakan gejala komunikasi yang lebih dominan dipakai di dalam komunikasi.

Badak Jawa mempunyai era kehamilan yang lumayan lama yakni antara 16 hingga 19 bulan dan saat tepatnya tidak pernah sanggup diketahui karena badak jawa tidak sanggup melahirkan di dalam kurungan atau area tertentu yang di sajikan oleh manusia.

Habitat

“Sebelum Ujung Kulon jadi habitat paling akhir Badak Jawa, terhadap th. 1937 Badak Jawa pernah ditemukan di Tasikmalaya.” ujar Daryan, Staf Ahli Rhino Protecting Unit di Balai Taman Nasional Ujung Kulon.

Badak jawa hanya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia. Habitatnya adalah hutan tropis yang mempunyai penutupan tajuk lumayan tidak tipis dan terdapat persediaan air di di dalam hutan itu. Hutan Indonesia pun merupakan hutan yang jadi habitat hewan ini.

Habitat Badak Jawa dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, makanan Badak Jawa umumnya adalah dedaunan, pucuk muda, dan ranting.Tahun 1967 Badak Jawa diketahui hanya tinggal kira-kira 30 ekor, sesudah itu konsisten jadi tambah hingga kelanjutannya terhadap th. 1980 diperkirakan raih 50 hingga 60 ekor. Sejak th. 1980 populasi Badak Jawa lumayan stagnan dan menjadi berkurang secara perlahan hingga terhadap th. 2012 diperkirakan hanya ada 37 hingga 44 ekor Badak Jawa.

Badak Bercula Satu di dalam AncamanBadak bercula satu ini berada di dalam ancaman yang amat nyata, populasi yang kecil, cula yang diakui sebagai obat, dan berkurangnya habitat adalah faktor-faktor penyebab utama mengapa badak bercula satu ini amat rentan punah. Sedikitnya populasi spesies ini karena setidaknya badak bercula satu perlu saat 4-5 th. untuk kawin bersama dengan era kehamilan 16 bulan.

World Wide Fund for Nature (WWF) bersama dengan pihak Balai Taman Nasional Ujung Kulon sempat memiliki rencana untuk memindahkan badak bercula satu ke area yang lebih aman. Habitat Badak Jawa saat ini hanya ada di Ujung Kulon supaya amat berbahaya apabila ada bencana alam yang sanggup memusnahkan habitat tersebut. Bencana alam yang amat mengakibatkan kerusakan apabila terjadi adalah bencana tsunami karena habitat badak bercula satu berada di hutan tropis dataran rendah. Habitat kedua yang sempat dipilih adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Cikepuh, Baduy, Sancang, dan Cikeusik.

Badak yang akan dipindahkan ke habitat kedua bukanlah badak yang diambil alih sembarang tanpa ada perhitungan tertentu. Badak yang akan dipindahkan ke habitat baru harus mencukupi persyaratan, yakni tidak tua, produktif, dan tidak sedarah untuk menjauhi inbreeding.

Masalah alami setelah itu yang mengancam badak bercula satu adalah tingkat kecacatan yang tinggi akibat perkawinan inbreeding supaya sebabkan tingkat ketahanan tubuh berasal dari spesies ini mengalami penurunan akibat berasal dari keanekaragaman genetik yang rendah. Perkawinan inbreeding sering terjadi akibat populasi yang amat sedikit.

Secara singkat ancaman untuk badak jawa adalah:

Kompetisi makanan antara Badak dan Banteng

Kompetisi area anatara Badak dan Banteng

Predator alami

Perkawinan sedarah (inbreeding)

Ancaman bencana alam yang berkaitan bersama dengan perairan

Dekat bersama dengan Gunung Krakatau

Persediaan makanan yang terbatas akibat adanya suksesi vegetasi

Harus ada tindakan nyata untuk melindungi Badak Jawa. Mari bantu Badak Jawa untuk tetap hidup. Anda sanggup menopang bersama dengan cara menyampaikan pesan-pesan yang berisi wejangan supaya melindungi Badak Jawa, berikan donasi kepada instansi swadaya masyarakat yang berkecimpung di dalam perihal ini, atau terjun langsung mengamankan kelestarian badak bercula satu ini.